Sabtu, 31 Desember 2011

MENGAPA TOKEK HARGANYA SELANGIT



Salah satu alasan mengapa tokek harganya sampai selangit adalah karena tokek adalah reptile yang memiliki enzim antibody atau yang lebih ilmiah lagi adalah enzim yang dapat meregenerasikan kembali sel-sel yang telah mati, contohnya ketika tokek atau cicak pada umumnya merasa terancam bahaya dari predator atau pemangsa tokek akan memutuskan ekornya tetapi dalam jangka waktu tertentu ekor itu tumbuh lagi karena sel-sel yang ada diekor cicak atau tokek diregenarsikan sehingga dapat tumbuh ekor yang baru.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Wang dari Universitas Henan China dapat menjawab pertanyaan tersebut dan temuan mereka telah di publikasikan dalam World Journsl of Gastroenterology, mereka mengkaji mengenai farmalogi tentang tokek dan kejelasan mekanisme anti-tumornya. Ternyata tokek memiliki dampak posetif pada tumor ganas, demikian dalam laporan klinis, Prof. Wang dan rekan-rekan telah meneliti efek anti tumor tokek terhadap tumor esofagus, menggunakan sel karsinoma manusia dan xenografted Kaposi 180 pada tikus strain kunming serta mekanisme anti-tumornya. Metode yang digunakan adalah metode serum farmalogis secara in vitro, tingkat pertumbuhan sel karsinoma esophagus manusia (EC9706 atau EC1) diukur dengan memodifikasikannya menjadi 3 (4,5-Dimethylthiazol-2-il)-2,5-diphenyltetrazolium bromide (MTT), kemudian tumor ditransplatasikan ke model tiuks S180 Kaposi, lima puluh tikus dibagi secara acak menjadi lima kelompok (n=10). Tiga kelompok diperlakukan masing-masing dengan serbuk tokek secara oral pada dosis 13,5 g/kg, 9 g/kg dan 4,5 g/kg per hari, larutan  garam dengan volume yang sama dan kelompok positif (grup CTX) diperlakukan dengan 100 mg/kg Cytoxan secara injeksi intraperitoneal pada hari pertama. Setelah 2 minggu perawatan, kegiatan anti-tumor dievaluasi dengan menimbang jaringan tumor, kemudian pengaruh terhadap organ kekebalan dideteksi dengan menggunakan indeks timus, limpa, indeks kecepatan fagositik, Ekspresi protein faktor pertumbuhan endothelin vaskular (VEGF) dan faktor pertumbuhan fibroblast dasar (bFGF) akan dideteksi secara imunohistokimia. Tingkat sel apoptotic dideteksi dengan metode tunnel. Hasil yang didapatkan adalah nilai OD dalam setiap kelompok tokek setelah 72 jam berkurang secara signifikan di EC9706 dan EC1, berat tumor disetiap kelompok tokek juga menurun secara signifikan (1,087+/-0,249 vs 2,167+/-0,592;1,021+/0,288 vs 2,167+/0,592; 1,234+/ 0,331 vs 2,167+/ 0,592;P).

Jumat, 30 Desember 2011

Nama dan Habitat Tokek

Tokek adalah adalah reptile yang saat ini sangat diburu oleh banyak orang namun belum semua orang sepenuhnya mengetahui asal dan jenis tokek tersebut.Tokek adalah nama umum untuk menyebut cicak besar. Ada beberapa jenis tokek, namun istilah tokek biasanya merujuk kepada jenis tokek rumah, tokek rumah adalah jenis reptile yang masuk kedalam golongan cicak besar, suku gekkonidae. Tokek rumah memiliki nama ilmiah Gecko gecko (Linnaeus,1758). Dalam bahasa lain hewan ini disebut sebagai tekek (bahasa jawa), tokek (bahasa sunda), tokay gecko atau tucktoo (bahasa inggris). Dengan klasifikasinya :
Kerajaan : Animalia, Filum Chordata
Kelas : Reptilia, Ordo Squamata, Upaordo Sauria
Family : Gekkonidae
Genus : Gekko
Spesies : Gecko Gekko
Tokek di Indonesia dan Asia ini disebut juga dengan nama giant gecko atau tokek besar dan yang ekstrimnya disebut tokek raksasa.

Tokek kerap ditemui di pohon-pohon, di pekarangan dan di rumah-rumah terutama di desa-desa, tepi hutan atau di pekuburan. Suara teritoralnya yang keras dan khas menjadi dasar penyebutan namanya dalam berbagai bahasa. Tokek rumah memangsa aneka serangga, cicak lainnya yang lebih kecil, tikus kecil dan mungkin juga anak burung, sperti cicak lainnya,tokek aktif berburu terutama di malam hari. Terkadang tokek turun pula ketanah untuk mengejar mangsanya, disiang hari tokek bersembunyi di lubang-lubang kayu, lubang batu, atau di sela atap rumah. Tokek melekatkan telurnya, yang biasanya berjumlah sepasang dan saling berlekatan, dicelah-celah lubang pohon, retakan batu, atau jika di rumah : dibelakang almari atau dibawah atap, tempat bertelur ini kerap pula digunakan oleh beberapa ekor tokek bersama-sama. Hewan ini tersebar luas mulai dari India timur, Nepal, Bangladesh, Myanmar, Tiongkok selatan dan timur, Thailand, Semenanjung Malaya dan pulau-pulau sekitarnya, Sumatera, Jawa, Borneo, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Aru, dan Kepulauan Filipina (Manthey+Grossmann)